Interaksi Desa - Kota

4:59:00 PM 1 Comments A+ a-

Interaksi wilayah (Spatial Interaction) adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara dua wilayah atau lebih, yang dapat melahirkan gejala, kenampakkan dan permasalahan baru, secara langsung maupun tidak langsung. Terdapat tiga prinsip pokok interaksi :

1. Hubungan timbal – balik terjadi antara dua wilayah atau lebih

2. Hubungan timbal balik mengakibatkan proses pergerakan yaitu :
a. Pergerakan manusia (Mobilitas Penduduk)
b. Pergerakan materi / benda, misalnya distribusi bahan pangan, pakaian, bahan bangunan dan sebagainya
c. Pergerakan informasi atau gagasan, misalnya : informasi IPTEK, kondisi suatu wilayah

3. Hubungan timbal balik menimbulkan gejala, kenampakkan dan permasalahan baru yang bersifat positif dan negatif, sebagai contoh :

Ø Kota menjadi sasaran urbanisasi

Ø Terjadinya perkawinan antar suku dengan budaya yang berbeda

Pada umumnya, pemenuhan sumber daya yang dibutuhkan oleh suatu tempat akan memilih tempat-tempat yang memiliki berbagai kemudahan dalam pemenuhanannya. Salah satu faktor pertimbangannya adalah jarak dan biaya pengangkutan. Semakin mudah pengangkutannya dan jarak yang ditempuh, semakin dekat akan memperkuat interaksi dua wilayah.

Ada 3 faktor penyebab interaksi antar wilayah menurut Edward Ulman

1. Region Complementary : Adanya Wilayah yang Saling Melengkapi
Terdapat di wilayah yang mempunyai keaneka-ragaman potensi sumberdaya yang berbeda - beda tetapi masing-masing wilayah membutuhkan.Adanya wilayah yang saling melengkapi dimungkinkan karena ketersediaan dan persebaran sumber daya baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia tidak merata di semua tempat. Adakalanya di satu tempat terdapat sumber daya yang melimpah, sedangkan di tempat lain kekurangan sumber daya. Kesempatan untuk berinteraksi melebihi satu wilayah untuk mencukupi kebutuhan



2. Intervening Oppurtunity : Munculnya Kesempatan untuk Berintervensi
Masuknya pengaruh pihak ketiga dalam suatu arus interaksi yang sudah kuat, sehingga arus interaksi menjadi lemah. Akibatnya, akan muncul persaingan di antara dua wilayah. Sebagai contoh, kota A kekurangan barang B yang terdapat di kota B, sedangkan kota B membutuhkan barang A yang terdapat di kota A. Keadaan ini secara langsung akan menimbulkan interaksi antara kota A dan kota B. Akan tetapi, dengan munculnya kota C yang menyediakan barang A dan B yang dibutuhkan oleh kota A dan kota B, hubungan kedua kota tersebut melemah. Di sinilah muncul persaingan di antara ketiga kota tersebut sehingga ketiga kota berlomba-lomba untuk memenuhi kebutuhan. Pada akhirnya, pemenuhan kebutuhan untuk masing-masing kota dipengaruhi oleh keterjangkauan aksesibilitas sehingga bisa menekan biaya untuk mendapatkan kebutuhan tersebut.



3. Spatial Transfer Ability : Kemudahan Pemindahan dalam Ruang
Melemahnya hubungan interaksi antara 2 wilayah karena faktor dari dalam yang berupa pengalihan sumberdaya. Pengalihan tersebut dilakukan karena tersedianya sumberdaya alternatif.


Kemudahan pemindahan dalam ruang berupa pemindahan manusia, barang dan informasi dipengaruhi oleh beberpa faktor antara lain:
a. Jarak mutlak dan relatif antar tiap-tiap daerah.
b. Biaya angkut atau transfortasi
c. Kemudahan dan kelancaran prasarana antar wilayah, seperti kondisi jalan, relief wilayah dan jumlah sarana angkutan.

Konsep Yang Mendasari Interaksi Desa - Kota

Faktor yang mendasari interaksi Desa-Kota diantaranya adalah adanya gaya tarik menarik (gravitasi) antara dua wilayah atau lebih dan faktor mobilita penduduk.

Teori Gravitasi

Melalui pendekatan geografi, hukum fisika dapat dipergunakan untuk menganalisis besarnya pengaruh interaksi antar wilayah yang berdekatan secara kuantitatif, dengan asumsi bahwa suatu wilayah sebagai benda dan jumlah penduduk dari wilayah yang bersangkutan sebagai massanya. Besarnya kekuatan interaksi dapat diwujudkan dalam bentuk besarnya perpindahan atau transportasi dan komunikasi antara dua wilayah. Wujud dari perpindahan tersebut dapat berbentuk orang, barang, dan jasa, atau berupa informasi. Dengan demikian persamaan dari teori Gravitasi Newton dapat diubah menjadi sebagai berikut.


Contoh perhitungan

Diketahui:
Kota J memiliki jumlah penduduk 525.000 orang
Kota P memiliki jumlah penduduk 85.000 orang
Kota S memiliki jumlah penduduk 580.000 orang
Jarak Kota J ke Kota P = 65 km
Jarak Kota J ke Kota S = 60 km

Ditanyakan:
a. Berapakah kekuatan interaksi antara Kota J dan P?
b. Berapakah kekuatan interaksi antara Kota J dan S?



Berdasarkan perhitungan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kekuatan interaksi Kota J dan Kota P adalah 10,50, sedangkan kekuatan interaksi Kota J dan Kota S adalah 84,58. Hal ini mengandung arti bahwa kekuatan interaksi berupa perpindahan manusia, barang, dan jasa antara Kota J dan Kota S lebih besar daripada kekuatan interaksi antara Kota J dan P.

Teori Potensi Penduduk


W.J. Reilly mengemukakan bahwa kekuatan interaksi dua atau lebih suatu wilayah dapat diukur dengan memperhatikan jumlah penduduk dari setiap wilayah dan jarak mutlak di antara kedua tempat tersebut. Secara matematis, Reilly menunjukannya dengan rumus sebagai berikut.


Perhatikan contoh berikut.

Kota A berpenduduk 75.000 jiwa, Kota B berpenduduk 70.000 jiwa, dan kota C berpenduduk 65.000 jiwa. Jarak dari kota A ke kota B adalah 50 km, jarak kota B ke kota C adalah 35 km, dan jarak dari kota A ke kota C adalah 30 km. Dari ketiga kota tersebut, manakah yang paling besar kekuatan interaksinya


Hasil perhitungan menunjukkan bahwa perbandingan kekuatan interaksi antara kota A–B, B–C, dan A–C adalah 5.833 : 3.979 : 1.820. Dari hasil perhitungan sederhana ini saja, sudah bisa ditafsirkan besarnya jumlah penduduk dan jarak yang dekat sangat mempengaruhi interaksi antara dua tempat. Hal ini dibuktikan dengan tingginya interaksi antara kota A dan kota B apabila dibandingkan dengan interaksinya dengan kota B ke kota C. Kecilnya interaksi antara kota A ke kota C lebih banyak dipengaruhi oleh jarak tempuh yang relatif jauh. Sehingga untuk pemenuhan kebutuhan, penduduk kota A lebih memilih kota B dibandingkan dengan kota C. Begitu pula sebaliknya, penduduk kota C akan lebih memilih kota B dibandingkan dengan kota A karena jaraknya lebih dekat.

Penggunaan persamaan Reilly yang mengukur besarnya kekuatan interaksi antarwilayah hanya dapat diterapkan apabila wilayah tersebut memiliki berbagai persyaratan, yaitu sebagai berikut.
1) Kesamaan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya antarwilayah.
2) Kesamaan topografi wilayah.
3) Kesamaan sarana dan prasarana angkutan sebagai penghubung dua wilayah.


The Breaking Point Theory

-Teori ini memperkirakan garis batas sebuah lokasi yang memisahkan wilayah-wilayah perdagangan yang berbeda ukurannya dan perkiraan penempatan sebuah lokasi industri atau penempatan tempat-tempat pelayanan sosial antar dua wilayah sehingga mudah dijangkau oleh dua wilayah.

-Teori titik henti (The Breaking Theory) merupakan suatu cara untuk memperkirakan lokai garis batas yang memisahkan pusat-pusat perdagangan dari dua buah kota yang berbeda ukurannya.

- Esensi dari teori titik henti adalah bahwa jarak yang lebih kecil ukurannya berbanding lurus dengan jarak antara kedua pusat pandangan itu dan berbanding terbalik dengan satu ditambah akar kuadrat jumlah penduduk dari wilayah yang penduduknya lebih besar dibagi dengan jumlah penduduk kota yang lebih sedikit.



Contoh:

Jumlah penduduk wilayah X = 35.000 dan Y = 20.000, sedangkan jarak antara X dan Y = 75 km. Dari data tersebut, hitunglah jarak titik hentinya.



Jadi, lokasi titik henti antara kota X dan B adalah 32,32 km diukur dari kota Y. Hal tersebut berarti bahwa penempatan lokasi pusat-pusat pelayanan sosial yang paling strategis adalah berjarak 32,32 km dari kota Y sehingga dapat dijangkau oleh seluruh penduduk baik dari kota X maupun kota Y.



Teori Grafik

Teori Grafik (Graph Theory) dikemukakan oleh K.J. Kansky dalam tulisannya yang berjudul Structure of Transportation Network. Teori ini diterapkan dalam geografi untuk menentukan batas wilayah secara fungsional berdasarkan arah dan intensitas arus atau interaksi antara wilayah inti dan wilayah di luar inti. Menurutnya, jaringan transportasi merupakan salah satu ciri kekuatan interaksi antar wilayah. Dalam hal ini wilayah yang dihubungkan oleh jaringan transportasi yang kompleks cenderung memiliki pola interaksi keruangan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan wilayah yang hanya memiliki jaringan transportasi yang sederhana, seperti jaringan jalan yang lurus tanpa cabang.Besarnya kekuatan interaksi antarwilayah berdasarkan Teori Grafik didasarkan pada perhitungan konektivitas jaringan transportasi dengan menggunakan indeks (beta) , yaitu rasio antara jumlah rute dalam suatu sistem transportasi (e) dibagi dengan jumlah titik atau simpul kota (v). Rumusnya adalah sebagai berikut.

Contoh perhitungan.
Jika wilayah memiliki jaringan jalan sebagai berikut:



Jawab:

Berdasarkan perhitungan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa wilayah X memiliki kekuatan interaksi = 1,00, sedangkan wilayah Y memiliki kekuatan interaksi = 1,25. Artinya, pengaruh wilayah Y terhadap wilayah sekitarnya lebih besar daripada pengaruh wilayah X.


1 komentar:

Write komentar
Unknown
AUTHOR
March 7, 2021 at 9:42 PM delete

pak saya izin nanya,
itu yg di materi teori gravik, untuk contohnya wilayh yg x yg mna dan wilayah yg y yg mana ya pak,
saya kurng paham pak

Reply
avatar