Pola Keruangan Desa - Kota

5:12:00 PM 0 Comments A+ a-

I. POLA KERUANGAN DESA

1. Pengertian Desa

- Desa dalam arti umum adalah permukiman manusia yang letaknya di luar kota dan penduduknya berpangku pada jiwa agraris.

- Menurut Undang-undang No. 5 Tahun 1979 Tentang pemerintah daerah, Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat hukum, yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah, langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan negara kesatuan Republik Indonesia.

- Menurut Bintarto (1977), Desa adalah perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur geografis, sosial, ekonomis, politis, dan kultural yang ada disitu, dalam hubungannya dengan pengaruh timbal balik dengan daerah-daerah lainnya.

2. Unsur-unsur Desa (Rural)
Wilayah (Geographical Setting) Unsur wilayah ini meliputi :

a. Lokasi, yaitu kedudukan relatif terhadap desa-desa yang lain, yang biasanya lokasinya strategis dan datar, tidak hanya dalam administrasi saja.
b. Luas desa, yaitu apabila desa tersebut memiliki wilayah yang luas maka daerah tersebut dapat diolah sehingga mampu memperbaiki pendapatan penduduk.
c. Keadaan tanah, yaitu keadaan tanah akan mempengaruhi hasil pertanian.
d. Keadaan iklim, yaitu iklim mempengaruhi pertanian.
e. Keadaan bentang alam, yaitu sebagian besar desa yang maju berada pada daerah yang datar.


3. Ciri-ciri Desa (Rural)

• Menurut Ditjen Bangdes (pembangunan desa), ciri-ciri wilayah desa antara lain :
a. Perbandingan lahan dengan manusia (man-land ratio) cukup besar
b. Lapangan kerja yang dominan agraris
c. Hubungan antar warga desa amat akrab
d. Tradisi lama masih berlaku
e. Bentuk dan Pola Desa (Rural)

• Menurut Prof. Bintarto pola perkembangan desa ada tiga, yaitu:
a. Pola memanjang, ditandai dengan alur perkembangan mengikuti alur perkembangan alur jalan atau sungai
b. Pola radial atau melingkar, ditandai perkembangan desa mengelilingi fasilitas tertentu misalnya sumber air
c. Pola tersebar, apabila desa terletak pada daerah perbukitan atau pegunungan

4. Penduduk (Human Effort)
1. Komposisi penduduk, yaitu meliputi umur, jenis kelamin, dan angkatan kerja.
2. Tingkat pendidikan, tingkat pendidikan ini biasanya dapat diukur melalui pendidikan formal yang ditempuh oleh penduduk.
3. Kondisi kesehatan masyarakat, dapat dilihat dari ketersediaan air bersih.

5. Tata Kehidupan Masyarakat
1. Organisasi masyarakat
2. Adat istiadat
3. Swadaya masyarakat

6. Persebaran Desa (Rural)
Persebaran desa artinya menggerombolnya ataupun saling menjauhinya antara desa yang satu dengan desa yang lainnya. Persebaran desa ini biasanya dipengaruhi oleh kondisi geografisnya. Hal tersebut juga berlatar belakang fasilitas iklim dalam hubungannya dengan ketinggian tempat. Adapun yang mengenai pentingnya air untuk irigasi, perikanan, peternakan dan sebagainya

7. Fungsi Desa sebagai daerah Hiterland perkotaan1. Sebagai daerah pusat tenaga kerja kasar.
2. Sebagai daerah penghasil sumber bahan pangan dan bahan mantah industri
3. Sebagai daerah pemasaran hasil industri

II. POLA KERUANGAN KOTA

1. Pengertian Kota

a. Kota merupakan suatu wilayah yang sebagian besar arealnya merupakan hasil budaya manusia, tempat pemusatan penduduk yang tinggi, dan sumber mata pencarian di luar sektor pertanian. Dan disamping itu kota juga dicirikan oleh adanya prasarana perkotaan, seperti bangunan pemerintahan, rumah sakit, sekolah, pasar, taman dan alun-alun yang luas serta jalan aspal yang lebar.

b. Mayer melihat kota sebagai tepat bermukim penduduknya : baginya yang penting dengan sendirinya bukan rumah tinggal, jalan raya, rumah ibadat, kantor, kanal dan sebagainya, melainkan penghuni yang menciptakan segalanya itu.

c. Max Weber memandang suatu tempat itu kota, jika penghuninya sebagian besar telah mampu memenuhi kebutuhannya lewat pasar setempat.

d. Haris dan Ullman melihat kota sebagai pusat untuk permukiman dan pemanfaatan bumi oleh manusia.

e. Prof. Drs. R. Bintarto Kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia dengan kepadatan penduduk yang tinggi, strata sosial ekonomi yang heterogen, dan corak kehidupan yang materialistik.

f. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 4 tahun 1980 menyebutkan bahwa pengertian kota terdiri dari 2 macam yaitu:

• Kota sebagai suatu wadah yang memiliki batasan administratif sebagaimana diatur dalam perundang-undangan.

• Kota sebagai suatu lingkungan kehidupan perkotaan yang mempunyai ciri non agraris, misalnya ibu kota kabupaten, ibu kota kecamatan, serta berfungsi sebagai pusat pertumbuhan dan permukiman


2. Ciri - ciri Kota

- Kota merupakan tempat bermukim, tempat bekerja, tempat kegiatan ekonomi, pusat pemerintahan, dan pusat kegiatan lain yang telah mengalami banyak kemajuan pembangunan fisik.

- Kota yang telah berkembang maju mempunyai peranan yang lebih besar, antara lain: sebagai pusat permukiman penduduk (tempat tinggal), pusat perputaran modal dan keuangan, pusat kegiatan transportasi, pusat kegiatan konsumsi dan produksi, pusat kegiatan pemasaran dan perdagangan, pusat perindustrian, pusat kegiatan sosial budaya, pusat kegiatan kesenian, dan pusat pendidikan.

- Pusat fasilitas-fasilitas masyarakat yang lain seperti kesehatan, lembaga-lembaga sosial dan keahlian, kegiatan politik, dan administrasi pemerintahan juga berada di kota.Masyarakat kota lebih mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan sosial yang disebabkan oleh adanya pengaruh keterbukaan dari daerah luar.

- Masyarakat kota lebih bersifat individual, dimana kepentingan individu lebih menonjol, jika dibandingkan dengan sikap solidaritas dan gotong royong.

- Setiap kota memiliki dinamika pertumbuhan masing-masing. Ada kota yang lambat berkembang, tetapi ada pula yang sangat pesat perkembangannya. Hal ini karena kota dipengaruhi oleh lokasi dan keadaan morfologi dan bentuk lahannya.

- Pusat-pusat kegiatan di kota sering mengalami perubahan daya tarik. Keramaian yang ada di kota tergantung pada beberapa faktor yaitu:

a. Kemampuan daya tarik dari bangunan dan gedung-gedung sebagai tempat menyalurkan kebutuhan hidup sehari-hari

b. Tingkat kemakmuran warga kota yang dilihat dari daya belinya

c. Tingkat pendidikan dan kebudayaan yang cukup baik

d. Sarana dan prasarana dalam kota yang memadai

e. Pemerintahan dan warga kota yang dinamis.


3. Klasifikasi Kota berdasarkan Perkembangannya 

a. Eolis -> Desa yang maju yang berkembang menjadi kota -> kota kecamatan.ex = cibadak,cisaat

b. Polis -> Kota yang sebagian masyarakatnya masih bersifat agraris -> kota kabupaten. ex = sukabumi,cianjur dll

c. Metropolis -> Kota besar dengan ciri industri. ex = Bandung, Jakarta, Surabaya dll

d. Megapolis -> Beberapa kota yang tergabung melalui jaringan. Ex Jabodetabek

e. Tyranopolis -> Kota yang menuju kehancuran. Ex = New York

f. Neukropolis -> Kota mati, ex = Kota di Babylonia


4. Klasifikasi kota berdasarkan sejarah lahir/tumbuhnya 

a. Kota Perkebunan -> lahir karena sebelumnya ada kegiatan perkebunan

ex = Kabupaten Sukabumi, Cianjur Bandung dll

b. Kota Administratif -> lahir karena sebelumnya ada kegiatan layanan pemerintahan kepada masyarakat

ex =Kota Sukabumi, Cimahi dll.

c. Kota Perdagangan -> lahir dari aktifitas niaga.

Ex = Jakarta, Surabaya, Semarang dll

d. Kota Pertambangan dan industri -> lahir karena adanya aktifitas pertambangan dan industri.

Ex = Plaju (sumsel), Cilegon, Cikotok dll


5. Konsep yang Mendasari Interaksi Antar Kota Serta Manfaatnya

a. Bersama-sama melaksanakan pembangunan yang digariskan pemerintah
b. Mendorong kemajuan perkembangan kota kearah yang lebih baik.
c. Untuk menentukan langkah bersama dalam hubungannya dengan mobilitas penduduk.
d. Untuk menentukan langkah bersama dalam masalah urbanisasi.
e. Memudahkan pelaksanaan proyek antar kota yang saling berkaitan
f. Mengendalikan bersama-sama pertumbuhan penduduk kota yang cepat.


6. Aspek interaksi desa – kota

1. Aspek Ekonomi, meliputi :
a. Melancarkan hubungan antara desa dengan kota
b. Meningkatkan volume perdagangan antara desa dengan kota
c. Meningkatkan pendapatan penduduk
d. Menimbulkan kawasan perdagangan
e. Menimbulkan perubahan orientasi ekonomi penduduk desa

2. Aspek Sosial, meliputi :
a. Terjadinya mobilitas penduduk desa dan kota
b. Terjadinya saling ketergantungan antara desa dengan kota
c. Meningkatnya wawasan warga desa akibat terjalinnya pengaruh hubungan antara warga desa dengan warga kota

3. Aspek Budaya meliputi :
a. Meningkatnya pendidikan di desa yang ditandai dengan meningkatnya jumlah sekolah dan siswanya yang bersekolah
b. Terjadinya perubahan tingkah laku masyarakat desa yang mendapatkan pengaruh dari masyarakat kota


7.Manfaat Interaksi Desa – Kota

a. Meningkatnya hubungan sosial ekonomi antara penduduk desa dan kota
b. Pengetahuan penduduk desa meningkat
c. Dapat menumbuhkan arti pentingnya pendidikan bagi penduduk desa
d. Dapat menumbuhkan heterogenitas mata pencarian penduduk desa
e. Terjadinya peningkatan pendapatan
f. Terpenuhinya berbagai kebutuhan penduduk baik di perkotaan maupun pedesaan

8. Dampak Interaksi Desa – Kota

a. Dampak positif dari wilayah desa
1. Meningkatnya cakrawala pengetahuan penduduk desa
2.Masuknya teknologi tepat guna ke desa meningkatkan produksi lahan dan berdampak meningkatnya pendapatan masyarakat
3.Terjadi perubahan tata guna lahan yang menguntungkan
4.Terjadi perkembangan sarana-prasarana transportasi penghubung desa dengan kota, sehingga desa tidak lagi terisolir
5.Terbentuknya lapangan kerja alternatif di luar sektor pertanian
6. Masuknya barang – barang produksi industri yang terjadi tidak ada

b. Dampak negatif dari wilayah desa
1. Terjadinya penetrasi kebudayaan dari kota ke desa yang tidak sesuai dengan tradisi masyarakat pedesaan.
2. Terjadinya perubahan tata guna lahan yang dapat menimbulkan kerusakkan lingkungan
3. Terjadinya kekurangan tenaga potensial di desa karena banyak yang berurbanisasi
4. Kemungkinan banyaknya orang yang pergi ke kota akan menyebabkan semakin jarangnya penduduk desa

c. Dampak positif dari wilayah kota
1. Kemajuan bidang transportasi yang menghubungkan desa dengan kota
2. Menyebabkan terpenuhinya kebutuhan bahan baku bagi proses produksi dan tenaga kerja
3. Tersalurnya hasil–hasil produksi di wilayah pedesaan
4. Masuknya penduduk dari berbagai daerah dan budaya melahirkan proses akulturasi antara berbagai kebudayaan tersebut.
5. Memungkinkan terjadinya pernikahan antar suku, yang akan meningkatkan rasa sebangsa dan setanah air.

d. Dampak negatif dari wilayah kota
1. Munculnya daerah-daerah kumuh (slums area) akibat dari makin banyaknya pendatang.
2. Tata ruang kota menjadi tidak ideal sebagai tata ruang kota yang dinamis.
3. Masuknya orang dari berbagai daerah dan budaya, sangat potensial bagi munculnya konflik antar etnis.