Proyeksi Peta

5:29:00 PM 0 Comments A+ a-

Pada prinsipnya arti proyeksi peta adalah usaha mengubah bentuk bola (bidang lengkung) ke bentuk bidang datar.



Gambar Prinsip proyeksi berupa pembuatan peta dari bentuk bola (globe) ke bidang datar (peta). Pada gambar di atas Anda dapat melihat perubahan bentuk dari segi empat pada globe:



Persyaratan sebagai mengubah bentuk bola (bidang lengkung) ke bentuk bidang datar berikut ;
a. Bentuk yang diubah itu harus tetap.
b. Luas permukaan yang diubah harus tetap.
c. Jarak antara satu titik dengan titik yang lain di atas permukaan yang diubah harus tetap.

Hal yang penting diketahui :
a. Untuk memenuhi ketiga syarat itu sekaligus suatu hal yang tidak mungkin.
b. Untuk memenuhi satu syarat saja dari tiga syarat di atas untuk seluruh bola dunia, juga merupakan hal yang tidak mungkin.
c. Yang bisa dilakukan hanyalah satu saja dari syarat di atas untuk sebagian kecil permukaan bumi.

Oleh karena itu, untuk dapat membuat rangka peta yang meliputi wilayah yang lebih besar harus dilakukan kompromi ketiga syarat di atas. Akibat dari kompromi itu maka lahir bermacam jenis proyeksi peta.

Proyeksi berdasarkan bidang asal
• Bidang datar (zenithal)
• Kerucut (conical)
• Silinder/Tabung (cylindrical)
• Gubahan (arbitrarry)


Penggunaan Proyeksi Peta

1. Seluruh Dunia
• Dalam dua belahan bumi dipakai Proyeksi Zenithal kutub
• Peta-peta statistik (penyebaran penduduk, hasil pertanian) pakai Mollweide
• Arus laut, iklim pakai Mollweide atau Gall
• Navigasi dengan arah kompas tetap, hanya Mercator

2. Daerah Kutub
• Proyeksi Lambert
• Proyeksi Zenithal sama jarak

Sistem proyeksi peta dibuat untuk mereduksi sekecil mungkin distorsi tersebut dengan cara :
- Membagi daerah yang dipetakan menjadi bagian- bagian yang tidak terlalu luas.
- Menggunakan bidang peta berupa bidang datar atau bidang yang dapat didatarkan tanpa mengalami distorsi seperti bidang kerucut dan bidang silinder.

Kebanyakan orang enggan untuk berpindah atau ganti dari satu sistem proyeksi peta ke sistem proyeksi peta yang lain. Namun dengan berkembang majunya teknologi komputer dan komunikasi dengan terapannya dalam bidang pemetaan, seperti GPS dan GIS, maka perpindahan sistem proyeksi merupakan hal yang penting dan untuk dikerjakan.

Kelompok Proyeksi Murni
1. Proyeksi Azimuthal,
2. Proyeksi kerucut (conical)
3. Proyeksi silinder (cylindrical)



Penggunaan jenis proyeksi-proyeksi murni ini sangat terbatas.


Rekonstruksi Proyeksi Peta

Rekonstruksi proyeksi peta yang baik adalah yang bisa meminimkan distorsi dalam hal: luas, bentuk, arah dan jarak. Dalam praktek tak ada satupun sistem proyeksi peta yang bisa menghasilkan peta dengan keempat faktor luas, bentuk, arah dan jarak tidak mengalami distorsi. Upaya mempertahan salah satu unsur berakibat terjadinya distorsi pada unsur yang lain.

Sistem proyeksi peta dibuat untuk mereduksi sekecil mungkin distorsi tersebut dengan:
a. Membagi daerah yang dipetakan menjadi bagian-bagian yang tidak terlalu luas.
b. Menggunakan bidang peta berupa bidang datar atau bidang yang dapat didatarkan tanpa mengalami distorsi seperti bidang kerucut dan bidang silinder.

Dalam praktek tak ada satupun sistem proyeksi peta yang bisa menghasilkan peta dengan keempat faktor luas, bentuk, arah dan jarak tidak mengalami distorsi. Upaya mempertahan salah satu unsur berakibat terjadinya distorsi pada unsur yang lain.

Distorsi ialah perbedaan perbedaan antara bentuk asli yang ada di lapangan dengan bentuk yang ada dipeta yang meliputi luas, bentuk, arah dan jarak
Contoh Distorsi

Pada gambar di atas bagian tengah globe yaitu daerah sekitar garis khatulistiwa sedikit mengalami distorsi (penyimpangan) sedangkan daerah kutub mengalami distorsi yaitu menjadi lebih besar.


Pada gambar di atas Anda dapat melihat perubahan bentuk pada garis lingkaran terluar. Garis tersebut lebih besar dari garis di globe. Jadi Equator paling banyak mengalami distorsi. Pada bagian kutub relatif tidak mengalami perubahan atau distorsi, jadi hampir mendekati kesesuaian.

Proyeksi ini cocok untuk mempertahankanbentuk sekitar kutub.

Tujuan dan Cara Proyeksi Peta

Sistem Proyeksi Peta dibuat dan dipilih untuk:
a. Menyatakan posisi titik-titik pada permukaan bumi ke dalam sistem koordinat bidang datar untuk perhitungan jarak dan arah antar titik.
b. Menyajikan secara grafis titik-titik pada permukaan bumi ke dalam sistem koordinat bidang datar

Cara proyeksi peta bisa dipilah sebagai:
a. Proyeksi langsung (direct projection): Dari ellipsoid langsung ke bidang proyeksi.
b. Proyeksi tidak langsung (double projection): Proyeksi dilakukan menggunakan "bidang" antara, ellipsoid ke bola dan dari bola ke bidang proyeksi.

Pemilihan sistem proyeksi peta ditentukan berdasarkan pada:
a. Ciri-ciri tertentu atau asli yang ingin dipertahankan sesuai dengan tujuan pembuatan / pemakaian peta,
b. Ukuran dan bentuk daerah yang akan dipetakan,
c. Letak daerah yang akan dipetakan.

Pembagian Sistem Proyeksi Peta

Pertimbangan Ekstrinsik:
a. Bidang proyeksi yang digunakan:
• Proyeksi azimutal / zenital: Bidang proyeksi bidang datar.
• Proyeksi kerucut: Bidang proyeksi bidang selimut kerucut.
• Proyeksi silinder: Bidang proyeksi bidang selimut silinder.

b. Persinggungan bidang proyeksi dengan bola bumi:
• Proyeksi Tangen: Bidang proyeksi bersinggungan dengan bola bumi.
• Proyeksi Secant: Bidang Proyeksi berpotongan dengan bola bumi.
• Proyeksi "Polysuperficial": Banyak bidang proyeksi

c. Posisi sumbu simetri bidang proyeksi terhadap sumbu bumi:

• Proyeksi Normal: Sumbu simetri bidang proyeksi berimpit dengan sumbu bola bumi.
• Proyeksi Miring: Sumbu simetri bidang proyeksi miring terhadap sumbu bola bumi.
• Proyeksi Traversal: Sumbu simetri bidang proyeksi terhadap sumbu bola bumi.

Peristilahan Dalam Proyeksi Peta

Beberapa ketentuan yang berhubungan dengan pemodelan bumi sebagai spheroid adalah:
a. Meridian dan meridian utama
b. Paralel dan paralel NOL atau ekuator.
c. Bujur (longitude ), Bujur Barat (0° - 180° BB) dan Bujur Timur (0° - 180° BT)
d. Lintang ( latitude - l ), Lintang Utara (0° -90° LU) dan Lintang Selatan (0° –90° LS)

Bidang Datum Dan Bidang Proyeksi:

a. Bidang datum adalah bidang yang akan digunakan untuk memproyeksikan titik-titik yang diketahui koordinatnya
b. Bidang proyeksi adalah bidang yang akan digunakan untuk memproyeksikan
c. Garis geodesik adalah kurva terpendek yang menghubungkan dua titik pada permukaan elipsoid.
d. Garis Orthodrome adalah proyeksi garis geodesic pada bidang proyeksi.
e. Garis Loxodrome ( Rhumbline) adalah garis (kurva) yang menghubung-kan titik-titik dengan azimuth a yang tetap. 

Macam-macam Proyeksi Peta

1. Berdasarkan sifat asli yang dipertahankan
a. Proyeksi Ekuivalen adalah luas daerah dipertahankan sama, artinya luas di atas peta sama dengan luas di atas muka bumi setelah dikalikan skala.
b. Proyeksi Konform artinya bentuk-bentuk atau sudut-sudut pada peta dipertahankan sama dengan bentuk aslinya.
c. Proyeksi Ekuidistan artinya jarak-jarak di peta sama dengan jarak di muka bumi setelah dikalikan skala.

2. Berdasarkan Kedudukan Sumbu Simetris
a. Proyeksi Normal, apabila sumbu simetrisnya berhimpit dengan sumbu bumi.
b. Proyeksi Miring, apabila sumbu simetrinya membentuk sudut terhadap sumbu bumi.
c. Proyeksi Transversal, apabila sumbu simetrinya tegak lurus pada sumbu bumi atau terletak di bidang ekuator. Proyeksi ini disebut juga Proyeksi ekuatorial.
d. Proyeksi Tangent (Menyinggung) Apabila bidang proyeksi bersinggungan dengan permukaan bumi
e. Proyeksi Secant (Memotong) Apabila bidang proyeksi berpotongan dengan permukaan bumi

3. Berdasarkan bidang asal proyeksi yang digunakan, meliputi:


Proyeksi Zenithal (Azimuthal)

adalah Proyeksi yang menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksinya. Proyeksi ini menyinggung bola bumi dan berpusat pada satu titik. Proyeksi ini menggambarkan daerah kutub dengan menempatkan titik kutub pada titik pusat proyeksi.

Ciri-ciri Proyeksi Azimuthal:
a. Garis-garis bujur sebagai garis lurus yang berpusat pada kutub.
b. Garis lintang digambarkan dalam bentuk lingkaran yang konsentris mengelilingi kutub.
c. Sudut antara garis bujur yang satu dengan lainnya pada peta besarnya sama.
d. Seluruh permukaan bumi jika digambarkan dengan proyeksi ini akan berbentuk lingkaran.

Proyeksi Azimuthal dibedakan 3 macam, yaitu:
a. Proyeksi Azimut Normal yaitu bidang proyeksinya menyinggung kutub.
b. Proyeksi Azimut Transversal yaitu bidang proyeksinya tegak lurus dengan ekuator.
c. Proyeksi Azimut Oblique yaitu bidang proyeksinya menyinggung salah satu tempatantara kutub dan ekuator.

Untuk memperjelas pemahaman, perhatikan gambar berikut ini!

Karena proyeksi Azimuthal paling tepat untuk menggambarkan kutub, maka penggambaran kutub melalui proyeksi ini dibedakan menjadi 3 macam yaitu:

1. Proyeksi Azimuthal Gnomonik
Pada proyeksi ini pusat proyeksi terapat di titik pusat bola bumi. Ekuator tergambar hingga tak terbatas. Lingkaran paralel berubah ke arah luar mengalami pembesaran yang cepat dan ekuator tidak mampu digambarkan karena pembesaran tak terhingga tadi. Pada daerah lintang 45° akan mengalami pembesaran 3 kali.

Perhatikan gambar dibawah ini!

2. Proyeksi Azimuthal Stereografik
Titik sumber proyeksi di kutub berlawanan dengan titik singgung bidang proyeksi dengan kutub bola bumi. Jadi jarak antara lingkaran paralel tergambar semakin membesar ke arah luar.

3. Proyeksi Azimuthal Orthografik
Proyeksi ini menggunakan titik yang letaknya tak terhingga sebagai titik sumber proyeksi. Akibatnya sinar proyeksinya sejajar dengan sumbu bumi. Lingkaran paralel akan diproyeksikan dengan keliling yang benar atau ekuidistan. Jarak antara lingkaran garis lintang akan semakin mengecil bila semakin jauh dari pusat.

Proyeksi Kerucut (Conical Projection)

Proyeksi Kerucut yaitu pemindahan garis garis meridian dan paralel dari suatu globe ke sebuah kerucut. Untuk proyeksi normalnya cocok untuk memproyeksi-kan daerah lintang tengah (miring). Proyeksi ini memiliki paralel melingkar dengan meridian berbentuk jari-jari. Paralel berwujud garis lingkaran sedangkan bujur berupa jari-jari.

Perhatikan Gambar berikut ini!

Proyeksi kerucut diperoleh dengan memproyeksikan globe pada kerucut yang menyinggung atau memotong globe kemudian di buka, sehingga bentangnya ditentukan oleh sudut puncaknya. Proyeksi ini paling tepat untuk menggambar daerah daerah di lintang 45°.

Ciri-ciri proyeksi kerucut antara lain:
1. Semua garis bujur merupakan garis lurus dan berkonvergensi di kutub.
2. Garis lintang merupakan suatu busur lingkaran yang konsentris dengan titik pusatnya adalah salah satu kutub bumi.
3. Tidak dapat menggambarkan seluruh permukaan bumi karena salah satu kutub bumi tidak dapat digambarkan.
4. Seluruh proyeksi tidak merupakan satu lingkaran sempurna, sehingga baik untuk menggambarkan daerah lintang rendah.

Proyeksi kerucut dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
1. Proyeksi kerucut normal atau standar
Jika garis singgung bidang kerucut pada bola bumi terletak pada suatu paralel (Paralel Standar).

2. Proyeksi Kerucut Transversal
Jika kedudukan sumbu kerucut terhadap sumbu bumi tegak lurus.

3. Proyeksi Kerucut Oblique (Miring)
Jika sumbu kerucut terhadap sumbu bumi terbentuk miring.

Proyeksi Silinder atau Tabung

Apabila pada proyeksi Silinder bidang silinder menyinggung khatulistiwa, maka semua garis paralel merupakan garis horizontal dan semua garis meridian merupakan garis lurus vertikal.

Penggunaan proyeksi silinder mempunyai beberapa keuntungan yaitu:
1. Dapat menggambarkan daerah yang luas.
2. Dapat menggambarkan daerah sekitar khatulistiwa.
3. Daerah kutub yang berupa titik digambarkan seperti garis lurus.
4. Makin mendekati kutub, makin luas wilayahnya.

Jadi keuntungan proyeksi ini yaitu cocok untuk menggambarkan daerah ekuator, karena ke arah kutub terjadi pemekaran garis lintang.


Proyeksi Gubahan (Proyeksi Arbitrary)

1. Proyeksi Bonne (Equal Area)
· Sifat-sifatnya sama luas.
· Sudut dan jarak benar pada meridian tengah dan pada paralel standar. Semakin jauh dari meridian tengah, bentuk menjadi sangat terganggu.
· Baik untuk menggambarkan Asia yang letaknya di sekitar khatulistiwa.

2. Proyeksi Sinusoidal
· Pada proyeksi ini menghasilkan sudut dan jarak sesuai pada meridian tengah dan daerah khatulistiwa sama luas.
· Jarak antara meridian sesuai, begitu pula jarak antar paralel.
· Baik untuk menggambar daerah-daerah yang kecil dimana saja. Juga untuk daerah-daerah yang luas yang letaknya jauh dari khatulistiwa.
· Proyeksi ini sering dipakai untuk Amerika Selatan, Australia dan Afrika.


3. Proyeksi Polyeder
Proyeksi Polyeder adalah proyeksi kerucut normal konform. Pada proyeksi ini, setiap bagian derajat dibatasai oleh dua garis paralel dan dua garis meridian yang masing-masing berjarak 20′. Diantara kedua paralel tersebut terdapat garis paralel rata-rata yang disebut sebagai paralel standar dan garis meridian rata-rata yang disebut meridian standar.


4. Proyeksi Mercator
Proyeksi Mercator merupakan proyeksi silinder normal konform, dimana seluruh muka bumi dilukiskan pada bidang silinder yang sumbunya berimpit dengan bola bumi, kemudian silindernya dibuka menjadi bidang datar.

Sifat-sifat proyeksi Mercatar yaitu:
a. Hasil proyeksi adalah baik dan betul untuk daerah dekat ekuator, tetapi distorsi makin membesar bila makin dekat dengan kutub.
b. Interval jarak antara meridian adalah sama dan pada ekuator pembagian vertikal benar menurut skala.
c. Interval jarak antara paralel tidak sama, makin menjauh dari ekuator, interval jarak makin membesar.
d. Proyeksinya adalah konform.
e. Kutub-kutub tidak dapat digambarkan karena terletak di posisi tak terhingga.

5. Proyeksi Mollweide
Pada proyeksi ini sama luas untuk berubah di pinggir peta.


6. Proyeksi Homolografik (Goode)
Sifatnya sama luas. Merupakan usaha untuk membetulkan kesalahan yang terjadi pada proyeksi Mollweide. Baik untuk menggambarkan penyebaran