Lingkungan Hidup

12:36:00 PM 0 Comments A+ a-

1. Pengertian Lingkungan Hidup

Menurut Undang-Undang Rl Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, Undang- Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, menyatakan bahwa lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang memengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Salah seorang ahli ilmu lingkungan, yaitu Otto Soemarwoto mengemukakan bahwa dalam bahasa Inggris istilah lingkungan adalah environment. Selanjutnya dikatakan, lingkungan atau lingkungan hidup merupakan segala sesuatu yang ada pada setiap makhluk hidup atau organisme dan berpengaruh pada kehidupannya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa lingkungan atau lingkungan hidup adalah segala sesuatu (benda, keadaan, situasi) yang ada di sekeliling makhluk hidup dan berpengaruh terhadap kehidupan (sifat, pertumbuhan, persebaran) makhluk hidup yang bersangkutan. Lingkungan hidup baik faktor biotik maupun abiotik berpengaruh dan dipengaruhi manusia. Segala yang ada pada lingkungan dapat di manfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia karena lingkungan memiliki daya dukung. Daya dukung lingkungan adalah kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya di muka bumi.


2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Lingkungan Hidup

Menurut Prof. Dr. I. Sapardi, faktor-faktor yang memengaruhi lingkungan hidup yang berkaitan dengan tingkat kemampuan daya dukung lingkungan, yaitu terdiri atas faktor-faktor sebagai berikut.

a. Faktor Geografi

1) Iklim, merupakan faktor yang memengaruhi aktivitas manusia dalam lingkungannya. Iklim yang ekstrim dapat menjadi pembatas bagi aktivitas manusia.
2) Perubahan cuaca, merupakan faktor yang di satu sisi suhu yang ekstrim dapat menjadi pembatas bagi manusia, sedangkan di sisi lain suhu yang beragam dapat membuat manusia menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam mengatasi perubahan-perubahan tersebut.
3) Kesuburan tanah, merupakan faktor yang cukup berpengaruh terutama bagi daerah agraris, karena dengan tanah yang subur sebagai daya dukung lingkungan tersebut nilainya jauh lebih tinggi daripada daerah yang kurang subur.
4) Erosi merupakan faktor yang dapat mengurangi daya dukung lingkungan

b. Faktor Sosial Budaya

1) Tingkat ilmu yang dimiliki oleh masyarakat dapat meningkatkan kesadaranakan pentingnya lingkungan hidup bagi manusia.
2) Tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat dapat meningkatkan nilai daya dukung lingkungan.
3) Tingkat teknologi yang dimiliki oleh masyarakat dapat meningkatkan dan menurunkan nilai daya dukung lingkungan.
4) Perilaku manusia dapat meningkatkan nilai daya dukung dari lingkungan.


3. Ekosistem

Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungannya di mana manusia merupakan bagian integral dari ekosistem tempat hidupnya. Adapun pengertian ekosistem menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling memengaruhi dalam bentuk keseim bangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup. Komponen ekosistem terdiri atas tiga bagian, yaitu sebagai berikut.

a. Lingkungan Biotik

Lingkungan biotik terdiri atas organisme-organisme atau makhluk hidup. Dalam lingkungan biotik terdapat hubungan-hubungan antarorganisme atau makhluk hidup baik yang saling menguntungkan maupun merugikan, bahkan terjadi persaingan-persaingan dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhannya masing-masing.

b. Lingkungan Abiotik

Lingkungan abiotik terdiri atas segala komponen benda tidak hidup. Keberadaannya hampir tidak secara langsung memengaruhi keberadaan dan penyebaran organisme tertentu. Lingkungan abiotik terdiri atas suhu, air, kelembapan, angin, pH (derajat keasaman), garam-garaman, mineral, topografi, dan energi (radiasi).

c. Proses Ekosistem

Suatu ekosistem akan mengalami proses-proses ekosistem. Dari prosesproses ini kemudian secara alamiah akan menjaga keseimbangan dari unsurunsur atau materi-materi yang terdapat dalam ekosistem tersebut. Proses dalam ekosistem digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.

1) Siklus Materi

Siklus materi merupakan siklus yang melibatkan unsur senyawa kimia yang mengalami pemindahan melalui organisme hidup dan beredar kembali ke lingkungan fisik. Dalam siklus ini terjadi hubungan antara komponen biotik dan abiotik. Siklus materi yang dianggap penting, yaitu siklus air, oksigen, karbon, nitrogen, fospor, dan belerang.

2) Aliran Energi

Aliran energi adalah pemindahan energi dari energi matahari kemudian masuk dalam komponen biotik ekosistem melalui produsen.Energi ini kemudian disimpan dalam bentuk zat organik yang dapat digunakan sebagai bahan makanan. Energi yang terdapat dalam tumbuhan ( produsen)ini akan berpindah kepada herbivora pada saat memakanya. Energi diserap selama proses pencernaan, dan tentunya tidak semua energi dapat pencernaan dan diserap oleh detrivor dan perombak (pengurai).

3) Rantai Makanan

Rantai makanan yaitu peristiwa makan dan dimakan pada suatu urutan tertentu. Dalam proses rantai makanan terjadi perpindahan energi dari mulai sinar matahari yang energinya diserap tumbuhan (produsen), kemudian dimakan konsumen tingkat pertama (hewan herbivora). Setelah itu, aliran energi ini dipindahkan dan melewati rentetan organisme yang memakan hewan sebelumnya dan dimakan hewan berikutnya sebagai penyedia energi dan zat hara.


Di dalam sistem ekologi atau ekosistem terdapat kelompok kehidupan dari berbagai jenis atau spesies yang saling berinteraksi sebagai suatu kesatuan hidup yang seimbang. Bagaimanakah kehidupan tersebut dapat berjalan seimbang? Hal tersebut dikarenakan di dalam hubungan interaksi nya berlaku asas atau prinsip yang meliputi keanekaragaman, kerjasama, persaingan, kesinambungan, dan rantai kehidupan. Untuk lebih jelasnya, asas-asas tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Keanekaragaman
Jumlah jenis makhluk hidup di alam baik hewan (fauna) maupun tumbuhan (flora) sangatlah beragam. Demikian pula fungsi dan peranannya masing-masing. Ada yang berfungsi sebagai produsen (menghasilkan), konsumen (pemakai), dan pemangsa atau dimangsa. Jenis makhluk hidup

tertentu cenderung tidak dapat tumbuh dan ber kembang terus menerus, tetapi ada yang mengendalikannya atau memangsanya.

b. Kerja Sama
Keseimbangan tercipta oleh adanya hasil kerja sama sesama makhluk hidup maupun dengan lingkungan yang menyediakan sumber daya. Misalnya, burung yang hinggap di atas kerbau mendapatkan makanan yang menempel pada tubuh kerbau tersebut, sedangkan kerbau terbantu karena mengurangi atau menghilangkan lalat yang sering meng ganggunya. Untuk bernapas manusia atau binatang membutuhkan oksigen (O2) yang dikeluarkan oleh tumbuh-tumbuhan, sedangkan tumbuh-tumbuhan membutuhkan karbondioksida (CO2) dari pernapasan atau kegiatan yang dilakukan manusia maupun hewan.

c. Persaingan
Asas persaingan berfungsi untuk mengontrol atau mengendalikan pertumbuhan yang terlalu pesat suatu unsur atau komponen yang dapat mengganggu keseimbangan jalinan kehidupan atau ekosistem suatu makhluk hidup. Dalam proses persaingan terjadi seleksi, yang berhasil melakukan

penyesuaian (adaptasi) maka akan berkelanjutan kehidupannya, sedangkan yang tidak tentunya akan gugur atau musnah. Hal tersebut mengakibatkan keadaan akan serasi dan seimbang kembali. Demikian seterusnya, sampai dengan periode tertentu.

d. Interaksi
Interaksi adalah hubungan timbal balik. Pertumbuhan dan perkembangan individu, kelompok, atau jenis makhluk hidup di dalam suatu ekosistem terjadi karena adanya hubungan timbal balik di antara sesama atau lingkungannya. Makhluk hidup dapat tumbuh dan berkembang karena ditopang oleh sumber daya yang ada di lingkungannya. Sebaliknya, kualitas sumber daya lingkungan sangat dipengaruhi oleh makhluk hidup. Akibat proses interaksi tersebut dalam ekosistem terjadi perkembangan yang dinamis, seimbang, dan stabil.

e. Kesinambungan
Proses keanekaragaman, kerja sama, persaingan, dan interaksi diantara makhluk hidup dengan lingkungan berlangsung terus-menerus (berkesinambungan). Jika proses tersebut terputus maka terjadi kegoncangan yang dapat berakibat pada terjadinya kehancuran.


4. Kualitas Lingkungan Hidup

Secara sederhana kualitas lingkungan hidup diartikan sebagai keadaan lingkungan yang dapat memberikan daya dukung optimal bagi ke langsungan hidup manusia pada suatu wilayah. Kualitas lingkungan dicirikan antara lain dari suasana yang membuat orang merasa betah atau kerasan tinggal di tempatnya sendiri. Berbagai keperluan hidup terpenuhi dari kebutuhan dasar atau primer, meliputi makan, minum, perumahan, sampai kebutuhan rohani atau spiritual meliputi pendidikan, rasa aman, dan sarana ibadah. Kualitas lingkungan hidup dapat dibedakan berdasarkan karakteristik biofisik, sosial-ekonomi, dan budaya.

a. Lingkungan Biofisik

Lingkungan biofisik adalah lingkungan yang terdiri atas komponen biotik dan abiotik yang berhubungan dan saling memengaruhi satu dengan lainnya. Komponen biotik merupakan makhluk hidup, seperti hewan, tumbuhan, dan manusia. Adapun komponen abiotik terdiri atas bendabenda mati, seperti tanah, air, udara, dan cahaya matahari. Kualitas lingkungan biofisik disebut baik jika interaksi antarkomponen berlangsung dengan seimbang.

b. Lingkungan Sosial-Ekonomi

Lingkungan sosial ekonomi adalah lingkungan manusia dalam hubungannya dengan sesama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Standar kualitas lingkungan sosial-ekonomi disebut baik jika kehidupan manusia akan kebutuhan sandang, pangan, papan, pendidikan, dan kebutuhan hidup lainnya dapat terpenuhi.

c. Lingkungan Budaya

Lingkungan budaya adalah segala kondisi baik berupa materi (benda) maupun nonmateri yang dihasilkan manusia melalui aktivitas dan kreativitasnya. Lingkungan budaya dapat berupa bangunan, peralatan, pakaian, senjata, dan juga termasuk nonmateri, seperti tata nilai, norma,adat istiadat, kesenian, dan sistem politik. Standar kualitas lingkungan budaya dikatakan baik jika di lingkungan tersebut dapat memberikan rasa aman dan sejahtera bagi semua anggota masyarakatnya dalam menjalankan dan mengem bangkan sistem budayanya.

d. Daya dukung lingkungan

Daya dukung lingkungan adalah ukuran kemampuan suatu lingkungan mendukung sejumlah kumpulan atau populasi jenis makhluk hidup tertentu untuk dapat hidup dalam suatu lingkungan tertentu. Lingkungan tersebut dapat berupa sebidang lahan, wilayah tertentu, atau ekosistem tertentu. Misalnya, lahan pertanian sawah, perkebunan, hutan, rawa, sungai, danau, pantai, desa, kota, permukiman, dan kawasan industri. Adapun sejumlah individu atau kelompok tertentu dapat berupa tumbuh-tumbuhan, binatang, ataupun manusia. Jika membahas mengenai individu atau kelompok manusia, maka yang dimaksud daya dukung lingkungan di sini adalah ukuran kemampuan suatu lingkungan mendukung sejumlah individu atau kelompok manusia untuk dapat hidup dengan wajar dalam lingkungan tersebut. Lingkungan yang ada di sekitar manusia sangatlah beragam, begitu pula dengan daya dukung lingkungannya. Pada lingkungan yang berbeda maka akan memiliki daya dukung yang berbeda pula. Daya dukung lingkungan tidak mutlak, tetapi berkembang sesuai faktor atau sumber daya yang memengaruhinya, antara lain faktor geografi dan sosial-budaya. Adapun yang dimaksud dengan faktor-faktor geografi dan sosial budaya di antaranya sebagai berikut.

a. Faktor geografi, seperti iklim, kesuburan tanah, dan erosi.

b. Faktor sosial-budaya, seperti ilmu, pengetahuan, dan teknologi.

Daya dukung lingkungan sangat berkaitan erat dengan kepadatan (densitas) suatu populasi atau jumlah makhluk hidup yang terdapat dalam suatu lingkungan tertentu. Dengan mengetahui daya dukung atau kemampuan lingkungan dalam mendukung populasi di atasnya, dapat dihitung kemampuan tertinggi (maksimal) lingkungan tersebut. Berapakah yang dapat didukung lingkungan yang bersangkutan agar sejumlah makhluk hidup (populasi) dapat hidup dengan wajar.

Tingkat kepadatan dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut.

a. Tingkat kepadatan maksimum (tertinggi).

b. Tingkat kepadatan optimum (cukup/sedang/wajar).

c. Tingkat kepadatan berlebih (kelebihan populasi).


5. Permasalahan Lingkungan Hidup

Menurut tim ilmiah dari MIT (Massachusetts Institute of Technology), ada lima masalah besar yang dihadapi oleh dunia saat ini, yaitu pertambahan penduduk yang sangat cepat, masalah pangan, industrialisasi, pencemaran, dan keterbatasan akan sumber daya alam. Perhatian dan pengaruh manusia terhadap lingkungan semakin meningkat pada zaman teknologi maju. Sekarang, manusia mengubah lingkungan hidup alami menjadi lingkungan hidup binaan. Eksploitasi sumber daya alam semakin meningkat untuk memenuhi kebutuhan bahan dasar kegiatan industri. Sebaliknya, hasil sampingan industri yang berupa asap dan limbah mulai menurunkan kualitas lingkungan hidup. Secara umum, permasalahan lingkungan hidup yang menjadi tantangan abad ke-21 dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

a. Penduduk Bumi yang Terus Meningkat

Data mengenai penduduk bumi beserta prediksi ahli kependudukan yaitu sebagai berikut

Diperkirakan 2000 sampai dengan 3000 tahun kemudian berat jumlah orang yang ada di bumi akan melebihi berat bumi itu sendiri. Menurut prediksi The Club of Rome mengenai batas-batas pertumbuhan (The Limit to Growth) bahwa pada 2050 sistem kehidupan di bumi akan menghadapi Total Collapse. Coba Anda bayangkan bahwa pada tahun 2050 untuk dapat memberi makan kepada 12 miliar manusia bumi harus diolah lebih intensif dan ekstensif. Ini menunjukkan bahwa bumi akan mengalami krisis lingkungan hidup.

b. Kesenjangan Antara Negara Maju dan Negara Berkembang Semakin Melebar

Kesenjangan antara negara maju dan negara berkembang yang semakin melebar disebabkan oleh pola konsumsi yang tinggi pada negara-negara kaya. Negara-negara kaya memiliki teknologi modern akan membeli komoditi dari negara-negara berkembang atau negara ketiga dengan harga sangat murah. Sebesar 75% sumber daya alam dunia dikonsumsi oleh negara-negara kaya yang penduduknya satu pertiga populasi dunia. Artinya bahwa tingkat konsumsi bahan makanan dan energi untuk negara-negara Amerika bagian utara dan Eropa enam belas kali tingkat konsumsi negara dunia ketiga.

c. Kerusakan Lapisan Ozon dan Terjadinya Efek Gas Rumah Kaca

Eksploitasi sumber daya alam secara besar-besaran seperti gundulan hutan akan meningkatkan polusi udara yang dampaknya berlaku secara global. Salah satu alternatif untuk dapat memenuhi segala kebutuhan hidup melalui industri ternyata berdampak luas. Terjadinya pemusatan (konsentrasi) sejumlah gas buangan dari industri kulkas, industri kimia, dan industri propollant untuk abrosol dapat menghancurkan atau menyu sutkan lapisan ozon di atmosfer. Penyusutan lapisan ozon ini dapat meningkatkan kegiatan radiasi dan menyebabkan kanker kulit, lemahnya sistem imunisasi, merusak tumbuh-tumbuhan dan organisme samudra, serta terjadinya efek gas rumah kaca (green house effect), yaitu efek peningkatan suhu global yang dapat mencairkan es di daerah kutub.

d. Meningkatnya Keasaman Tanah dan Perairan Akibat Hujan Asam

Sejumlah oksida nitrat dan oksida belerang sebagai polutan di udara dapat membentuk persenyawaan asam nitrat dan asam sulfat. Dalam jumlah besar bahan ini akan menimbulkan terjadinya hujan asam sehingga menyebabkan keasaman tanah meningkat. Akibatnya, tanah menjadi tidak subur lagi, merusak tumbuh-tumbuhan, mikroorganisme tanah, membuat bangunan cepat lapuk, karet menjadi rapuh, korosi logam, dan kerusakan lainnya yang bersifat merugikan.

e. Akumulasi Bahan Kimia yang Merugikan


Bahan-bahan kimia yang tidak terurai seperti plastik dan DDT dapat mengakibatkan terjadinya akumulasi polutan di bumi dari waktu ke waktu semakin meningkat

Untuk menanggulang pemecahan masalah polutan bahan kimia di antaranya sebagai berikut.

1. Mengubah pola pertumbuhan penduduk disponensial menjadi pola pertumbuhan organik.

2.Mengubah sikap dan perilaku dalam pengelolaan sumber daya alam secara rasional dan bertanggung jawab.

3. Meningkatkan kualitas konservasi lingkungan.

4. Menggunakan teknologi yang ramah lingkungan.

Gambar pencemaran sungai oleh limbah mercuri dari kegiatan pertambangan.


6. Usaha-Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup

a. Pelestarian Tanah

Sistem pertanian yang berwawasan lingkungan berkelanjutan dapat dilakukan dengan teknik-teknik berikut.

1) Konservasi tanah secara mekanik dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.

a) Terasering.

b) Guludan/pematang/tanggul.

c) Countur plowing.

2) Konservasi tanah secara vegetatif dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

a) Crop rotation.

b) Strip cropping.

c) Mulching.

Pemanfatan lahan juga dapat mengakibatkan menurunnya kesuburan tanah. Cara-cara yang dapat dilakukan agar kesuburan tanah tetap terjaga dan berwawasan lingkungan lakukan hal-hal berikut!

1) Pemupukan tanah dengan pupuk kandang.

2) Pengembalian massa limbah pertanian ke dalam lahan pertanian.

b. Pelestarian Laut dan Pesisir


Konservasi pesisir dan laut dapat ditingkatkan dengan melakukan beberapa hal, di antaranya adalah sebagai berikut.

1) Penanaman tanaman mangrove pada pantai-pantai yang berpotensi terjadi abrasi, juga pada wilayahwilayah muara sungai karena mangrove juga berfungsi sebagai filter sedimentasi dari daratan.

2) Menindak tegas nelayan yang menggunakan bom dalam menangkap ikan.

3) Digalakkan kembali pembuatan terumbu karang buatan, untuk mengganti hilangnya terumbu karang yang selama ini terjadi.

4) Melakukan penangkaran pada fauna-fauna laut tertentu kemudian melepasnya kembali ke laut.

Keuntungan yang diperoleh secara ekologis oleh petani, di antaranya sebagai berikut.

1) Keseimbangan ekologis dapat dipertahankan karena terbebas dari penggunaan pestisida.

2) Keanekaragaman hayati dan plasma nutfah di alam dapat dipertahankan dan berkembang secara alamiah.

3) Ketahanan ekosistem semakin kuat karena diversifikasi flora dan fauna tidak terganggu.

Keuntungan yang diperoleh secara lingkungan oleh petani, di antaranya sebagai berikut.

1) Air tanah dan air permukaan terbebas dari pestisida dan polutan pertanian.

2) Udara terbebas dari pestisida dan gas metan (CH4).

3) Biota dan tanaman lain tidak terganggu.

c. Pelestarian Udara

Apakah yang harus kita lakukan agar pencemaran udara dapat dikurangi? Usaha-usaha yang dapat mengurangi pencemaran udara di antaranya adalah sebagai berikut.

1) Penerapan uji emisi gas buang kendaraan, hal ini untuk menekan tingginya polusi udara timah hitam (Pb).

2) Mengembangkan bahan bakar ramah lingkungan. Saat ini telah digalakkan bahan bakar dari tumbuhan jarak atau dikenal dengan ”biodiesel”.


7. Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL)

AMDAL menurut PP No.27 Tahun 1999 adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Analisis dampak lingkungan ini merupakan analisis yang meliputi berbagai faktor yaitu faktor fisik, kimia, biologi, sosial ekonomi dan sosial budaya yang dilakukan secara integrasi dan menyeluruh sehingga dapat menghasilkan sebagai berikut:

1. dapat menunjukkan tempat pembangunan yang layak pada suatu wilayah beserta pengaruhnya,

2. dapat digunakan sebagai masukan dengan pertimbangan yang lebih luas bagi perencanaan dan pengambilan keputusan pembangunan sejak awal, dan

3. dapat digunakan sebagai arahan/pedoman bagi pelaksanaan rencana kegiatan pembangunan termasuk rencana pengelolaan lingkungan dan rencana pemantauan lingkungan..

Dalam AMDAL harus mencakup faktor-faktor berikut.

1) Deskripsi dari kegiatan yang diusulkan akan dilaksanakan beserta berbagai alternatifnya.

2) Prediksi besaran dari pengaruh positif maupun negatif terhadap lingkungan.

3) Identifikasi dari kepentingan manusia.

4) Daftar mengenai indikator lingkungan, termasuk metode yang digunakan

5) Pendugaan terhadap besarnya tingkat dampak yang dinyatakan dengan masing-masing indikator lingkungan.

6) Rekomendasi mengenai diterima atau ditolaknya AMDAL tersebut oleh pihak berwenang.

7) Rekomendasi untuk prosedur pengawasan.

Manfaat AMDAL

Manfaat AMDAL secara umum adalah menjamin suatu usaha atau kegiatan pembangunan agar layak secara lingkungan. Layak secara lingkungan berarti kegiatan tersebut sesuai dengan peruntukkannya sehingga dampak yang ditimbulkan dapat ditekan.

a. Manfaat AMDAL khususnya bagi pemerintah di antaranya sebagai berikut.

1) Mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan.

2) Menghindari konflik dengan masyarakat.

3) Menjaga agar pembangunan sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan.

4) Perwujudan tanggung jawab pemerintah dalam pengelolaan lingkungan hidup.

b. Manfaat AMDAL bagi pemrakarsa, di antaranya sebagai berikut.


1) Menjamin keberlangsungan usaha.

2) Menjadi referensi dalam peminjaman kredit.

3) Interaksi saling menguntungkan dengan masyarakat sekitar.

4) Sebagai bukti ketaatan hukum.

c. Manfaat AMDAL bagi masyarakat, antara lain sebagai berikut.


1) Mengetahui sejak dini dampak dari suatu kegiatan.

2) Melaksanakan kontrol.

3) Terlibat dalam proses pengambilan keputusan.